Memberikan Amanah Bukan pada Ahlinya
عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Dari al-Maqburi, dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda:
Akan datang tahun-tahun yang penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, sedangkan orang yang jujur dikhianati, dan ‘Ruwaibiḍah’ ikut berbicara.” Lalu Rasulullah saw ditanya, “Apakah ‘Ruwaibiḍah’ itu?” Rasulullah saw. menjawab: “Orang bodoh yang mengurusi perkara umum.” (HR. Ibnu Majah: 4026)
Penjelasan :
- Nabi Muhammad saw telah memberikan prediksi bahwa akan ada masa-masa yang penuh dengan kedustaan.
- Pada masa itu orang yang amanah dikhianati, sedangkan pengkhianat diberikan amanah.
- Sudah seharusnya urusan yang besar (umum) harus diserahkan kepada ahlinya yang jujur dan dapat dipercaya.
- Memberikan urusan kepada yang bukan ahlinya merupakan salah satu tanda kiamat.
- Dalam kitab Jami’ al-Ulum wa al-Hukm (1/139) dijelaskan bahwa memberikan urusan kepada yang bukan ahlinya merupakan salah satu tanda kiamat. Argumen ini dibangun berdasarkan HR. Bukhari, No. 57 “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat”
Takhrij
Musnad Ahmad : 7271, 8501, 12.820.
 
									