Definisi Sabar


Makna Etimologi
Sabar adalah kata serapan dari bahasa Arab, yaitu sha/b/r, terdiri atas huruf shâd, bâ’,
râ’. Kata shabr merupakan bentuk mashdar (pembendaan) dari kata sha/ba/ra. Dari segi leksikal, kata shabara memiliki beragam arti. Jika diikuti partikel ‘alâ bermakna sabar atau tabah hati, diikuti partikel ‘an berarti amsaka (menahan atau mencegah), diikuti partikel hu berarti akraha wa alzama (memaksa dan mewajibkan), dan bila diikuti partikel bi berarti kafala (menanggung). Sebagai contoh “ shabartu ‘alâ mâ akrah wa shabartu ‘an mâ uhibb” (saya besabar atau tabah terhadap apa yang saya benci dan menahan atau mencegah diri dari apa yang saya sukai). Menurut Luwis Ma’luf, kata shabara jika diikuti partikel ‘ala bermakna luas: jaru‘a (berani), syaju‘a (kuat mentalnya) dan tajallâ (menampakkan diri). Ibn Manzhur menjelaskan, makna asal dari shabr adalah menahan, seperti mengurung binatang, menahan diri, dan mengendalikan diri. Sehubungan dengan ini, maka puasa disebut juga sabar (menahan makan minum) dan bulan puasa dinamakan bulan sabar (syahr al-shabr). Sebab, orang yang puasa menahan diri dari makan, minum, dan godaan nafsu selama berpuasa sebulan penuh. Sementara itu, Ibn Faris menyebutkan dua arti shabr yaitu a‘la al-sya’i (puncak sesuatu) dan
jins min al-hijârah (sejenis batu). Dua arti ini berkaitan dengan arti kata shabara sebelumnya. Sebab, kedudukan sabar sangat mulia dan orang yang sabar memiliki kekokohan jiwa laksana batu. Kata al-shabr juga berarti konsisten (alistiqâmah wa al-mudâwamah) dan menunggu (al-intizhâr). Kata shabara melahirkan kata lain shâbara, ashbara dan ishthabara. Kata shâbara menunjukan arti peningkatan intensitas.
2. Makna Terminologi
Secara terminologis, sabar didefinisikan secara beragam oleh para ulama. Beragamnya definisi tentang sabar diakibatkan oleh perbedaan cara pandang mereka dalam memahami sabar di dalam Al-Qur’an, di samping pula karena latar belakang keilmuan ulama itu sendiri. Namun, umumnya ulama yang membicarakan sabar adalah mereka yang mempunyai latar belakang tasawuf. Hal ini karena sabar termasuk kajian utama di dalam tasawuf. Di antara definisi sabar yang populer ialah sebagai berikut:
1). Menurut al-Muhâshibî (w. 243 H/857 M),
sabar ialah “mengurung diri di tempat penghambaan (ubûdiyyah) dan membuang rasa gelisah. Orang yang telah mampu membuang rasa gelisah, berarti telah berada di maqam penghambaan (ubûdiyyah)”.
2). Menurut Dzû al-Nûn (w. 246 H/861 M), sabar ialah “menghindarkan diri dari pertentangan (mukhâlafah), tenang ketika ditimpa musibah, dan menampakan diri berkecukupan ketika mengalami kefakiran”. Sabar dalam Al-Qur’an mengandung unsur perbuatan. Artinya, sabar adalah suatu sikap yang mendorong kepada perbuatan dan pelaksanaan perbuatan dengan baik. Bagi kaum muslim, hal itu merupakan pengertian yang tidak asing, bahkan menjadi spirit dan motivasi dalam beramal. Hal ini bisa diukur dengan rentang waktu yang dipergunakan untuk ketahanan diri dan ketabahan dalam menghadapi berbagi kesulitan dan musibah. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa sabar merupakan suatu sikap yang amat agung dalam pandangan Islam.