Berkata Jujur & Bertindak Benar


  • Definisi Jujur dan Bertindak benar

Jujur adalah kesesuaian antara perkataan yang diucapkan serta perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan kenyataan sebenarnya terjadi. Itu artinya, seseorang kemudian dapat dikatakan jujur jika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi dan disertai dengan tindakan yang seharusnya.

Jujur juga dapat diartikan sebagai lurus hati atau tidak berbohong. jujur bisa juga dikatakan sebagai suatu perilaku tidak curang atau mengikuti aturan yang berlaku. Oleh sebab itu, sikap jujur ini selalu identik dengan sikap baik.Jujur adalah salah satu sifat yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat jujur ini sudah tertanam dalam diri seseorang. Namun, alangkah lebih baik jika sikap jujur ini dilatih sejak masih masa kanak-kanak agar terbiasa saat beranjak dewasa.

Pengertian jujur dalam Islam berasal dari bahasa Arab merupakan terjemahan dari kata Sidiq yang artinya benar dan dapat dipercaya. Sehingga, jujur secara bahasa dan istilah adalah perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran.

  • Manfaat Jujur

Berikut ini manfaat yang akan diperoleh ketika berkata dan berperilaku jujur.

a. Mudah Mendapatkan Kepercayaan Orang Lain

Baik buruknya seseorang sendiri dinilai dari seberapa banyak perkataannya yang dapat dipercaya. Dengan semakin sering ia berperilaku serta berkata jujur, maka orang-orang kemudian akan menilainya sebagai orang yang baik serta dapat dipercaya.

b. Hidup Terasa lebih Damai dan Bahagia

Dengan terbiasa berperilaku serta berkata jujur dan tidak adanya yang disembunyikan maka akan membuat hidup seseorang lebih tenang, bahagia serta damai karena dalam kejujuranada efek dari energi positif yang kemudian akan didaptkan saat seseorang berkata dan berperilaku jujur.

c. Lebih Percaya Diri

Seseorang yang terbiasa berperilaku serta berkata jujur, juga akan lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan. Ia akan terlihat lebih bersemangat serta berani untuk melangkah maju karena ia mempercayai kemampuan yang ia miliki.

Terbiasa berperilaku serta berkata jujur membuat seseorang lebih mempercayai kemampuannya sendiri, sehingga ia kemudian tidak perlu berbohong dalam mendapatkan sesuatu yang kemudian ia inginkan, karena dengan kejujuran yang dimilikinya, ia kemudian percaya bahwa hasilnya tak akan mengecewakan. Dengan semakin sering ia berperilaku serta berkata jujur, maka kepercayaan dirinya juga akan semakin besar.

d. Terhindar dari Tuduhan yang Merugikan

Tuduhan yang merugikan contohnya adalah seperti terjadinya perselisihan. Dengan berkata jujur bagaimana kondisi yang sebenarnya tanpa adanya hal-hal yang disembunyikan, maka seseorang dapat terhindar dari berbagai tuduhan apapun baik tuduhan dari teman, tetangga, atau orang lain yang mungkin memiliki niat untuk menyudutkan di hadapan siapapun.

 

  • Macam-macam Jujur

Adapun macam-macam sikap jujur adalah sebagai berikut:

1.Jujur Dalam Niat dan Kehendak (shidqu an-niyyah wa al-`azm) yaitu suatu tindakan yang didasarkan pada keselarasan antara sikap dan keinginan hati. Dalam penerapannya, seseorang yang jujur akan bertindak berdasarkan hal yang baik dan iklas dalam melakukannya atau tidak munafik.

Contoh Perilaku Jujur dalam Niat :

  1. Beribadah bukan karena ingin dipuji orang lain.
  2. Bekerja dengan baik dan maksimal bukan karena mengincar jabatan tertentu.
  3. Memberi dan membantu orang lain bukan karena ingin berharap balasan dari orang lain.
  4. Memurnikan tujuan dari setiap perkataan dan perbuatan kita karena Allah SWT.

 

2. Jujur Dalam Ucapan (shidqu al-lisan), yaitu suatu tindakan memberitakan atau menyampaikan informasi sesuai dengan kenyataan yang terjadi tanpa adanya penambahan atau pengurangan dari yang sebenarnya.

Contoh Perilaku Jujur dalam Ucapan :

  1. Tidak berkata kotor.
  2. Tidak menambah atau mengurangi informasi yang diberikan kepada orang lain.
  3. Tidak menghasut atau melakukan provokasi.
  4. Tidak mencari-cari alasan untuk menutupi kesalahan.

 

3. Jujur Dalam Perbuatan (shidqu al-Amal), yaitu suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang seharusnya dan tidak melakukan kecurangan terhadap orang lain.

Contoh perilaku jujur dalam perbuatan :

  1. Tidak menyakiti hati orang lain.
  2. Menjauhi perbuatan yang dapat mencelakai orang lain.
  3. Menepati janji.
  4. Beribadah dengan baik dan benar sesuai tuntutan Alquran dan sunnah.
  • Rasulullah sebagai pribadi yang jujur dan benar

Salah satu uswah hasanah Rasulullah yang perlu kita contoh adalah sifat jujur. Sebagaimana kita ketahui, sebelum Islam didakwahkan oleh Rasulullah, kaum Quraisy menjuluki Nabi sebagai al-Amin atau orang yang dapat dipercaya. Rasulullah saw. adalah seorang yang memiliki sifat jujur bahkan jauh sebelum menjadi seorang nabi sekaligus rasul. Dari sifat kejujurannya itu, beliau pun mendapatkan predikat baik dari masyarakat di sekitarnya.

Baginda Nabi Muhammad SAW itu adalah seorang yang sangat jujur dalam semua perkataan dan prilakunya. Beliau seorang yang sangat dipercaya dalam menjaga hak-hak orang lain. Umatnya sangat mencintai dan sangat hormat kepada beliau dengan dua sifat beliau yaitu sifat Jujur dan menepati janji. Keduanya merupakan sifat dari semua Nabi dan Rasul Allah SWT.

Rasulullah SAW merupakan pribadi yang sangat membenci sifat kadzib atau bohong dan khianat, karena kedua sifat ini merupakan bagian dari tanda-tanda dari orang-rang yang munafik, sedangkan orang munafik itu berada di dasar jurang neraka.

Maka tidak pernah ada sama sekali literatur sejarah sejak Baginda Nabi dari masa kecil sampai dewasa, menyebutkan bahwa beliau punya sifat Kadzib dan Khianat. Beliau itu begitu sangat memegang teguh janji dan selalu menepatinya walau sekecil dan seremeh apapun.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Ummi Kaltsum binti Uqbah bin Abi Mu’id RA, bahwa sesungguhnya Umi Kastum berkata, “Tidak ada sama sekali sifat kadzib (bohong) itu baik dan maslahat di antara sesama manusia. Aku tidak pernah mendengar  Baginda Nabi memberi kemurahan terhadap kebohongan kecuali di dalam 3 urusan perkara, yaitu; di dalam peperangan (strategi perang), lalu (berbohong) untuk kebaikan di antara sesama manusia (menyelesaikan pertikaian dll), lalu seorang suami yang bercerita akan hal sesuatu (demi kebaikan) kepada istrinya dan istri kepada suaminya”.

Baginda Nabi selalu bergaul dengan manusia dengan sangat baik. Beliau melarang berbuat khianat dan sifat keji lainya dalam hal apa saja. Ketika beliau berhutang, meminjam sesuatu, gadai, jual beli, sewa menyewa, hadiah, infaq sedekah dan semua urusan muamalah lainnya beliau begitu sangat memegang teguh prinsip-prinsip mu’asyaroh dan muamalah yang sangat baik, sangat teguh pendirian, dan sangat memegang teguh janji.

Kalau berjanji, beliau selalu menepati. Pernah suatu ketika ada seseorang yang berbaiat setia kepada Baginda Nabi, lalu orang itu berjanji akan datang di satu tempat. Ternyata ia lupa tidak datang. Setelah tiga hari kemudia ia mengingatnya. Ternyata, Baginda Nabi masih tetap menunggu selama tiga hari di tempat yang dijanjikannya. Sungguh luar biasa sifat Baginda Nabi.

 

  • Dalil Dari Landasan AL-Qur’an

1.firman Allah dalam QS At-Taubah ayat 119

يااَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At Taubah: 119).

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini mengandung arti orang yang selalu berkata jujur bukan hanya akan dihormati manusia tetapi juga akan dihormati oleh Allah SWT.

2. firman Allah dalam QS Al-Ahzab ayat 70-71

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al Ahzab: 70-71).

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar tetap bertakwa kepada-Nya dan menyembah-Nya dengan penyembahan sebagaimana seseorang yang melihat-Nya, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar, yang jujur, tidak bengkok, tidak pula menyimpang.

 

3.Surat An-Nisa ayat 69

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Artinya : Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (Qs. an-Nisa’: 69)

Ibnu Katsir memaparkan bahwa dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Kejujuran merupakan sebab dibangkitkannya seseorang bersama para Nabi, orang-orang syahid, dan orang-orang shaleh. Tidak ada kemuliaan yang lebih tinggi dari ini.

 

4.Surat Al-Ahzab ayat 23

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا

Artinya : “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)”. (Qs. al-Ahzab: 23)

Ibnu Katris menjelaskan bahwa dalam ayat ini mengandung makna bahwa Allah menjadikan sifat jujur sebagai tanda-tanda orang-orang shaleh.

 

  • Landasan Dalil Hadits
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya : “Hendaklah kamu berlaku jujur Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta.”(HR. Bukhari No. 6094 Versi Fathul Bari) (Muslim No. 4719).

 

قُلْتُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Artinya : “Aku bertanya kepada Al Hasan bin Ali: Apa yang kau hafal dari Rasulullah Shallallahu`alaihi wa Salam? Ia menjawab: Aku menghafal dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa Salam: “Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan.”(HR. Tirmidzi No. 2442).

اضمنوا لي ستة أضمن لكم الجنة ، أصدقوا إذا حدثتم ، وأوفوا إذا وعدتم ، وأدّوا إلى ائتمنتم ، واحفظوا فروجكم ، وغضوا أبصاركم ، وكفوا أيديكم

Artinya : “Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin bagi kalian surga: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika kalian dipercaya, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan tahanlah tangan kalian”. (HR Hakim)

إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ

Artinya : “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.” (HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146)

 

 

Semoga Bermanfaat.

📒: Menebra kebaikan menuju keberkahan bersama Al-Kautsar 561