Amanah


  • Pengertian Amanah

Kata Amanah secara etimologis diambil dari bahasa arab dalam bentuk mashdar yaitu amānatan yang berarti jujur atau dapat dipercaya. Sedangkan dalam bahasa Indonesia amanah berarti Pesan, atau perintah. Menurut kamus Al-Munawir pengertian  amanah  itu  adalah   segala  yang  diperintahkan  Allah  kepada hamba-nya. Kata “amanah” dikemukakan dalam Al-Qur`anul karim semuannya bermakna menepati janji dan pertanggung jawaban. Dengan demikian makna “amanah” secara umum tidak ada sesuatu yang dapat menimbulkan keraguan atau salah pengertian mengenai tujuan yang dimaksud, yaitu taqlif .

Amanah merupakan suatu tanggung jawab yang dipikul oleh seseorang atau titipan yang diserahkan kepadannya untuk diserahkan kembali kepada orang yang berhak. Bahwasannya manusia adalah hakikatnnya makhluk yang bersosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, semata-mata tiada lain hanya untuk mencari ridha dari Allah SWT. Manusia beribadah adalah termasuk amanah yang diberikan Allah SWT. Pakar bahasa, Ibrahim Mustafa, menjelaskan bahwasanya amanah mengandung arti pelunasan dan titipan. Di dalam bahasa Indonesia amanah berarti yang dipercayakan (dititipkan).

  • Pengemban Amanah

Rasulallah (Nabi Muhammad SAW) adalah manusia paling mulia dan sebagai panutan umatnya, ia memiliki empat sifat yang tersimpan dalam dirinya yaitu sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah, sifat ini seakan menjadi bentuk kriteria yang unggul dalam penyebaran Islam dan Risalah dakwahnya. Namun tidak hanya itu, sifat Tauladannya telah memupuk kecintaan umatnya dalam berbagai hal terutama pembinaan Akhlak bersosial antara manusia dan Tuhan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulallah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah SAW.

Shiddiq, berkata benar atau jujur mencerminkan integritas, karena orang Shiddiq memegang komitmen etik yang kuat. Bila meminjam pendapat ilmuan barat  T Stanley, sifat Shiddiq menunjukkan bahwa kejujuran adalah faktor paling utama yang membuat manusia tetap yakin dalam hidup lebih sukses. Fathanah mencerminkan kompetensi profesionalitas atau kapabilitas. Kita disebut semakin fathanah kalau kita mampu aktif sebagai pembelajar yang tangguh, yang terus menghasilkan inovasi-inovasi monumental yang bermanfaat dan adaptif terhadap perubahan. Fathanah juga tercermin dari sensitivitas kita pada sinyal-sinyal perubahan. Hal ini karena sinyal perubahan hanya bisa ditangkap oleh orang-orang yang cerdas dan visioner.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang sempurna jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT lainnya. Hal tersebut karena manusia dibekali akal dan budi pekerti. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia membutuhan bantuan orang lain dalam menjalai kehidupannya. Sebagai mahluk sosial yang dikaruniai akal dan budi pekerti tentunya setiap manusia harus memiliki sikap dan karakter yang baik. Salah satu keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan sosialnya di masyarakat dipengaruhi oleh sikap dan karakter yang dimilikinya. Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun, agar seseorang dapat diterima oleh masyarakat, maka setiap orang harus memiliki sikap dan karakter yang baik. Karakter dalam Islam dihubungkan dengan Sfat-Sifat Nabi Muhammad Saw.

Pembelajaran terhadap sifat Rasulallah Saw tidak semata pada praktek kehidupan sehari-hari tetapi juga sebagai seorang pemimpin sejati yang senantiasa terus melakukan transformasi dan untuk melakukan proses transformasi, manusia (umatnya) perlu mengacu pada apa yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul yang melakukan upaya perubahan pada zamannya.

Manusia menurut pandangan Islam adalah makhluk mulia dan terhormat di sisi tuhan. Manusia diciptakan dalam bentuk yang amat baik. Kecuali ia memiliki insting (naluri) vegetatif dan melakukan pengindraan sebagaimana hewan, ia juga memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan yaitu akal. Akal merupakan anugrah tuhan yang tiada ternilai hargannya, yang membedakannya dari kehidupan hewan dan tumbuhan. Sekirannya akal itu tidak ada pada diri manusia, niscaya keadaannya akan sama saja dengan hewan bahkan lebih hina lagi. Manusia dalam rangka ini memiliki keistimewaan dan kelebihan dari makhluk lain karena ia mampu bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, Baik di darat, di air (sungai dan laut), maupun di udara. Binatang hanya dapat bergerak pada alam tertentu dan juga terbatas.

 

  • Impilkasi berperilaku amanah dalam kehidupan

Dalam perspektif Islam, sifat Shiddiq atau lebih dikenal dengan kejujuran merupakan salah satu sifat terpenting dalam kepribadian seseorang dan sekaligus pertanda keimanannya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Kejujuran melahirkan integritas, kredibel dalam bersosial sesama manusia, dan ini merupakan esensi dari pengaplikasian seorang yang beriman terhadap apa yang ia teladani. Sifat inipun dapat membuat seseorang dipercaya akan kebenaran ucapan dan sikapnya. Orang yang jujur tentu memiliki sifat-sifat terpuji lainnya, karena kejujuran merupakan cerminan akhlak al-karimah.

Baginda Nabi Muhammad SAW itu adalah seorang yang sangat jujur dalam semua perkataan dan prilakunya. Ia seorang yang sangat dipercaya dalam menjaga hak-hak orang lain. Umatnya sangat mencintai dan sangat hormat kepada beliau dengan dua sifat beliau yaitu sifat Jujur dan menepati janji. Keduanya merupakan sifat dari semua Nabi dan Rasul Allah SWT. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Sahabat Abu Hurairah RA bahwa Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Datangilah Amanah kepada Orang yang mempercayai-mu dan janganlah berkhianat kepada orang yang mengkhianati-mu”.

Sifat Shiddiq akan memberikan dampak dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut:

1.Kepercayaan dan Kehormatan:

Dengan menjadi jujur, amanah, dan istiqomah, seseorang memperoleh kepercayaan orang lain. Orang-orang cenderung menghormati dan menghargai individu yang memiliki integritas tinggi dan dapat dipercaya. Ini memungkinkan seseorang membangun hubungan yang baik dan sehat dengan lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan pribadi, sosial, maupun profesional.

2. Reputasi yang Baik:

Menerapkan prinsip-prinsip ini akan membantu membangun reputasi yang baik. Seseorang dengan reputasi yang baik sebagai orang jujur, amanah, dan istiqomah akan dihormati dan diakui sebagai individu yang dapat diandalkan dalam segala hal. Reputasi yang baik juga memberikan manfaat dalam aspek profesional, seperti mendapatkan kesempatan kerja atau kemitraan bisnis yang baik.

3. Kedamaian Batin dan Konsistensi:

Menjalankan jujur, amanah, dan istiqomah membawa kedamaian batin dan kepuasan diri. Seseorang yang hidup dengan integritas dan konsistensi dalam tindakan dan perilaku akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan dalam dirinya. Mereka memiliki keyakinan bahwa mereka berjalan di jalan yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai agama dan moral yang diyakini.

4. Pertumbuhan Pribadi dan Spiritual:

Jujur, amanah, dan istiqomah adalah prinsip-prinsip yang mencerminkan kesalehan dan kepatuhan kepada Allah. Dengan mengamalkannya, seseorang mengalami pertumbuhan pribadi dan spiritual. Hal ini melibatkan peningkatan keimanan, kekuatan karakter, dan kesadaran diri terhadap tujuan hidup yang lebih tinggi. Prinsip-prinsip ini membantu seseorang untuk terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah.

5. Keteladanan dan Pengaruh Positif:

Dengan menjalankan prinsip-prinsip ini, seseorang menjadi teladan bagi orang lain. Sikap jujur, amanah, dan istiqomah memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain secara positif. Ketika orang melihat integritas dan konsistensi seseorang dalam bertindak, mereka dapat terinspirasi untuk mengikuti jejak yang sama. Ini menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik dan berkontribusi pada kebaikan bersama.

 

  • Contoh Perilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari.

Sebagai pelajar muslim yang hidup di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat, kita dituntut untuk memelihara amanah. Apa saja yang dapat kita lakukan? Ya, perilaku tersebut dapat diwujudkan pada beberapa hal berikut. 1) Memelihara titipan orang lain dan mengembalikannya dengan utuh sesuai kondisi semula. 2) Menjaga rahasia pribadi, orang lain, keluarga, organisasi, bahkan rahasia negara. 3) Amanah dalam menjaga diri dari penyalahgunaan jabatan. Pelanggaran amanah dapat terjadi apabila jabatan disalahgunakan tidak sesuai dengan tuntutan kebaikan. 4) Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan lain sebagainya. Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat manusia adalah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 5) Mensyukuri semua yang diberikan oleh-Nya dengan cara menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

 

Semoga Bermanfaat.

📒: Menebar kebaikan menuju keberkahan bersama Al-Kautsar 561