Kategori Sabar


1.Sabar dalam menghadapi Musibah (Q.S. Thaha : 130)

فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا ۚوَمِنْ اٰنَاۤئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَاَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى

Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) atas apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam. Bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari agar engkau merasa tenang. (QS. Thaha/20: 130)

M. Quraish Shihab menyebut bahwa ayat ini pada hakikatnya bermakna umum. Sebab, ayat tersebut bisa saja ditujukan kepada umat Nabi Muhammad Saw yang mendapatkan banyak cobaan pada awal-awal penyebaran Islam. Tentu saja, dalam sejarahnya bahwa Nabi Muhamamd Saw dan para sahabat memikul banyak beban akibat berbagai peristiwa pahit yang dialaminya dalam mempertahankan keimanan. Menghadapi hal ini, Allah Swt memerintah mereka agar bersabar dengan kesabaran yang luar biasa atas segala cobaan yang ada.

Meskipun dengan penuh keimanan para sahabat meyakini setiap cobaan yang mereka hadapi pasti mengandung hikmah dan pelajaran. Bahkan, apa yang terjadi pada diri mereka atas kehendak dari Allah Swt. Namun, sebagai seorang manusia terkadang perasaan buruk sangka dan letih mereka rasakan. Maka untuk menampik hal tersebut, para sahabat diajarkan untuk senantiasa bertasbih mengingat Allah Swt untuk menguatkan kesabaran (وَسَبِّحْ). Kemudian selanjutnya jika mereka berhasil untuk keluar dari segala cobaan yang ada maka Allah Swt memberi tuntunan agar mereka memuji Allah Swt (بِحَمْدِ)

1.Sabar mencapai ketaan social dalam beribadah kepada Allah (Q.S. Luqman : 17, Q.S. al-Baqarah : 153

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan. (QS. Luqman/31: 17).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah/2: 153).

2.Sabar dalam menghadapi gangguan dan cobaan dari manusia (Q.S. an-Nahl : 127)

وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِيْ ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُوْنَ

Bersabarlah (Nabi Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan (pertolongan) Allah, janganlah bersedih terhadap (kekufuran) mereka, dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan. (QS. An-Nahl/16: 127).

ayat ini juga menegaskan bahwa pada dasarnya kesabaran, dengan tidak membalas perilaku buruk dan gangguan orang lain dengan keburukan yang sama, merupakan sebuah kebaikan yang bernilai pahala di sisi Allah Swt. Karena dengan kesabaran, secara tidak langsung seseorang sedang menghilangkan perasaan sedih, cemas, dan kesal di dalam dirinya. Maka keteladanan yang demikian merupakan tuntunan dan ajaran Nabi Muhammad Saw di dalam al-Qur’an
3.Sabar dalam menghadapi kefakiran dan kesulitan di dunia (Q.S. Maryam : 65, Q.S. ar-Rum : 60)

رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِه هَلْ تَعْلَمُ لَه سَمِيًّا

(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit, bumi, dan segala yang ada di antara keduanya. Maka, sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui sesuatu yang sama dengan-Nya?. (QS. Maryam/19: 65).

Allah Swt memberikan penegasan bahwa pada hakikatnya Allah Swt lah yang mengatur segala hal yang ada di alam semesta. Di samping itu, Allah Swt juga menambahkan bahwa Dia tidak akan melupakan setiap makhluk dan kejadian yang ada di dunia. Dengan adanya keyakinan yang demikian, diharapkan setiap umat Islam untuk tidak merasa susah, kesulitan, dan khawatir terhadap segala hal yang datang kepadanya. Sekalipun hal tersebut bersifat ghaib.

Namun, manusia dianjurkan agar bersikap sabar. Menggunakan redaksi (وَاصْطَبِرْ) dengan tambahan lafadz  ط mengindikasikan anjuran kesabaran yang dilakukan harus dengan kesungguhan. Selain juga dibutuhkan adanya kemantapan dan kesinambungan di dalam berusaha bersikap sabar terhadap hal-hal tersebut. Meskipun pada kalimat selanjutnya Allah Swt menuntun kesabaran pada konteks ibadah, sebagaimana tertulis pada kalimat (لِعِبَادَتِهٖۗ). Namun ibadah yang dimaksud bukan saja dalam bentuk ibadah mahdhah. Melainkan juga segala bentuk aktivitas manusia yang bisa mendatangkan beban dan kesulitan hidup di dunia. Hal ini sebagaimana diuraikan oleh Sayyid Quthub, yang dikutip oleh M. Quraish Shihab