Wajibnya thawaf wada’ dan terbebasnya wanita haid untuk melakukannya


صحيح مسلم ٢٣٥١:

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لِسَعِيدٍ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ

أُمِرَ النَّاسُ أَنْ يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِمْ بِالْبَيْتِ إِلَّا أَنَّهُ خُفِّفَ عَنْ الْمَرْأَةِ الْحَائِضِ

Artinya : Shahih Muslim 2351:

Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Manshur dan Abu Bakr bin Abu Syaibah -lafazhnya miliknya Sa’id- keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ibnu Thawus dari bapaknya dari Ibnu Abbas ia berkata:

Orang banyak diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mereka melakukan thawaf terakhir di Baitullah sebelum pulang, kecuali yang diberi keringanan, yakni perempuan haid.