Hadis – 22 Jual Beli Mata Uang


 ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ , نا الْفَضْلُ بْنُ يَعْقُوبَ الرُّخَامِيُّ , نا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ , قَالَ: قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ , أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ , وَعَامِرُ بْنُ مُصْعَبٍ , سَمِعَا أَبَا الْمِنْهَالِ , يُحَدِّثُ [ص:406] عَنِ الْبَرَاءِ , وَزَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ , قَالَ: وَكُنَّا تَاجِرَيْنِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّرْفِ , فَق

َالَ: «إِنْ كَانَ يَدًا بِيَدٍ فَلَا بَأْسَ بِهِ , وَإِنْ كَانَ نَسِيئَةً فَلَا يَصْلُحُ»

سنن الدارقطني ٢٨٢٤


Artinya : Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al FadhI bin Ya’qub ArRukhami menceritakan kepada kami, Hajjah bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia berkata: Ibnu Juraij berkata: Amr bin Dinar dan Amir bin Mush’ab mengabarkan kepadaku bahwa mereka telah mendengar Abu Al Minhal menceritakan dari Al Barra” dan Zaid bin Arqam, ia berkata:

Kami adalah pedagang pada masa Rasulullah SAW. Kami pernah bertanya kepada beliau tentang hukum jual beli mata uang, beliau menjawab, “Apabila transaksi dilakukan secara tunai maka hal itu tidak mengapa. Namun apabila dilakukan secara utang (dibayar dikemudian hari) maka itu tidak boleh.”


Sunan Daruquthni 2824: