Hadis 15 – Sedekah Dapat Menggugurkan Dosa


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَيُّكُمْ يَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْفِتْنَةِ قَالَ قُلْتُ أَنَا أَحْفَظُهُ كَمَا قَالَ قَالَ إِنَّكَ عَلَيْهِ لَجَرِيءٌ فَكَيْفَ قَالَ قُلْتُ فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ وَالْمَعْرُوفُ قَالَ سُلَيْمَانُ قَدْ كَانَ يَقُولُ الصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ لَيْسَ هَذِهِ أُرِيدُ وَلَكِنِّي أُرِيدُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَوْجِ الْبَحْرِ قَالَ قُلْتُ لَيْسَ عَلَيْكَ بِهَا يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ بَأْسٌ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابٌ مُغْلَقٌ قَالَ فَيُكْسَرُ الْبَابُ أَوْ يُفْتَحُ قَالَ قُلْتُ لَا بَلْ يُكْسَرُ قَالَ فَإِنَّهُ إِذَا كُسِرَ لَمْ يُعْلَقْ أَبَدًا قَالَ قُلْتُ أَجَلْ فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَهُ مَنِ الْبَابُ فَقُلْنَا لِمَسْرُوقٍ سَلْهُ قَالَ فَسَأَلَهُ فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْنَا فَعَلِمَ عُمَرُ مَنْ تَعْنِي قَالَ نَعَمْ كَمَا أَنْ دُونَ غَدٍ لَيْلَةً وَذَلِكَ أَنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا لَيْسَ بالأغاليط

Qutaibah telah memberitahukan kepada kami, Jarir telah memberitakan kepada kami, dari Al-A’masy, dari Abu Wa`il, dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Suatu ketika Umar bertanya, “Siapakah di antara kalian yang ingat hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang fitnah?” Hudzaifah menjawab, “Aku ingat!” Umar ber- kata, “Kamu adalah orang yang berani. Apa yang beliau sabdakan?” Hudzaifah menjawab, “Fitnah seseorang itu terletak pada keluarganya, anaknya dan tetangganya. Fitnah tersebut dapat ditebus dengan sha- lat, sedekah dan melakukan perbuatan yang ma’ruf.” Sulaiman berkata, “Boleh jadi yang dikatakannya ialah, “Shalat, sedekah, amar ma’ruf dan nahi munkar.”

 

Umar berkata, “Bukan ini yang aku maksud. Akan tetapi yang aku maksud adalah fitnah yang bergelombang seperti gelombang laut.” Hudzaifah berkata, “Anda tidak akan dilanda fitnah itu, wahai Amirul Mukminin! Karena antara Anda dengannya dihalangi oleh sebuah pintu yang terkunci.” Umar bertanya, “Apakah pintu itu akan retak atau akan terbuka?” “Tidak dibuka, tetapi akan retak.” Jawab Hudzaifah. Umar berkata, “Jika pintu itu sudah retak maka tidak bisa dikunci lagi selamanya.” Hudzaifah berkata, “Benar.” Kami takut untuk bertanya kepada Hudzaifah siapakah yang dimaksud dengan pintu itu. Maka kami pun berkata kepada Masruq, “Tanyakanlah kepadanya (Hudzaifah)!” Sulaiman berkata, “Maka Masruq pun bertanya kepadanya (siapa yang dimaksud dengan pintu itu peni.).” Hudzaifah menjawab, “Umar Radhiyallahu Anhu.” Kami bertanya lagi, “Apakah Umar mengetahui bahwa yang dimaksud adalah dirinya?” “Ya. Sebagaimana (ia tahu) bahwasanya sebelum pagi adalah malam. Hal itu dikarenakan aku telah memberitahukannya sebuah hadits tanpa keliru sedikit pun.”