Orang yang tetap dalam kekafiran adalah penghuni neraka


وَعَنْ أََنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قََالَ :

ثََلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيَمَانِ : أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا، سِواهُما، وأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إِلاَّ للَّهِ، وَأَنْ يَكْرَه أَنْ يَعُودَ في الكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ في النَّارِ.

مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Anas ra. dari Nabi saw. bersabda:

“Ada tiga perkara, barangsiapa yang tiga perkara itu ada padanya, maka orang itu dapat merasakan manisnya iman, yaitu: jika Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya dari yang lain, jika seseorang mencintai orang lain dan hanya karena Allah, dan jika seseorang membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari kekafiran itu, sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka.”

(Muttafaq ‘alaih)