Contoh-contoh dalam Sejarah yang Menunjukkan Penolakan Terhadap Bullying


Bullying atau perundungan adalah tindakan agresif menyakiti orang lain secara fisik atau psikis dengan menggunakan kekerasan fisik, verbal, atau sosial berulang kali. Karena kondisi psikis yang belum matang, anak-anak dan remaja sering melakukan perundungan kepada sesama. Namun, ada kemungkinan orang dewasa juga dapat melakukan perundungan.

Ternyata, kasus perundungan atau pelecehan ini ada sejak zaman Rasulullah. Dalam bab Makarimul akhlaq wa al-afwamman zhalama dari Kitab Majmaul Zawa’ib disebutkan bahwa ada seseorang yang menghina Abu Bakar Ash-Shiddiq di hadapan Rasulullah. Ini adalah penghinaan yang dilakukan berulang kali,

Namun, Abu Bakar, yang tidak tahan dengan penghinaan itu, membalas dengan menghina, dan Rasulullah hanya diam. Setelah melihat hal itu, Rasulullah pergi menjauh dari Abu Bakar. Abu Bakar tidak senang dan bertanya, “Ya Nabi, tadi kenapa Nabi hanya diam melihat ada orang yang menghinaku?” Apakah ada alasan untuk pergi begitu saja? Apakah itu salah?

“Jadi begini,” jawab Rasulullah. Malaikat akan duduk di samping orang yang diam saat dihina. Malaikat akan membalas hinaan seseorang, tetapi ketika Anda membalasnya, malaikat itu pergi dan setan duduk di samping Anda untuk menggoda Anda. Aku pergi karena aku tidak ingin duduk di samping setan.Sikap Rasulullah dalam menghadapi hinaan dan bullying tersebut dapat diteladani. Selain itu, kita sebagai insan muslim hendaknya tidak melakukan hinaan atau celaan terhadap orang lain karena dapat menyakiti hatinya.