Menanamkan shalat sebagai sebuah amalan


حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ وَرْدَانَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَيْفَ تَسْأَلُونَ أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ كُتُبِهِمْ وَعِنْدَكُمْ كِتَابُ اللَّهِ أَقْرَبُ الْكُتُبِ عَهْدًا بِاللَّهِ تَقْرَءُونَهُ مَحْضًا لَمْ يُشَبْ

(رواه البخاري)

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Hatim bin Wardan, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari ‘Ikrimah dari Ibn Abbas radhiallahu’anhuma, ia berkata, “Bagaimana kalian bertanya ahli kitab tentang kitab mereka padahal kalian mempunyai kitabullah, kitab yang paling dekat janjinya kepada Allah, yang kalian membacanya dengan tidak dicampuri hal-hal lainnya.”

(Hr. bukhari 6980)