Berkabung Ketika Suami Meninggal Dunia


حَدَّثَنَا الفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلاَمِ بْنُ حَرْبٍ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ حَفْصَةَ، عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ، قَالَتْ: قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

«لاَ يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلاَثٍ إِلَّا عَلَى زَوْجٍ، فَإِنَّهَا لاَ تَكْتَحِلُ وَلاَ تَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا، إِلَّا ثَوْبَ عَصْبٍ»

رواه البخارى

 

Telah menceritakan kepada kami Al-Fadl bin Dukayn, telah menceritakan kepada kami Abd al-Salam bin Harbi, dari Hisyam, dari Hafsah, dari Ummu A’thiyyah r.a berkata: Nabi SAW pernah berkata kepadaku:

“Tidak halal bagi seorang Wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk berkabung lebih dari tiga hari kecuali kepada suaminya. Maka Ketika berkabung dia tidak boleh memakai celak, tidak memakai pakaian yang berwarna kecuali kain yang sedikit (untuk mengikat luka).”

 

Riwayat Hadits:

Hadits Riwayat al-Bukhari no.5342