Pendapat yang tidak memakruhkan shalat kecuali setelah asar dan subuh


حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ

أُصَلِّي كَمَا رَأَيْتُ أَصْحَابِي يُصَلُّونَ لَا أَنْهَى أَحَدًا يُصَلِّي بِلَيْلٍ وَلَا نَهَارٍ مَا شَاءَ غَيْرَ أَنْ لَا تَحَرَّوْا طُلُوعِ الشَّمْسِ وَلَا غُرُوبَهَا

رواه البخاري

Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu’man, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar berkata,

“Aku melaksanakan salat sebagaimana aku melihat para sahabatku melaksanakannya. Aku tidak melarang seorangpun untuk melaksanakan salat baik di malam hari maupun di siang hari, kecuali bila kalian sengaja mengerjakannya saat matahari sedang terbit atau ketika sedang terbenamnya.”

(H.R Bukhari)