Mengakhirkan pelaksaan sholat dzuhur sampai (menjelang) waktu ashar


حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ هُوَ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِالْمَدِينَةِ سَبْعًا وَثَمَانِيَا الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ فَقَالَ أَيُّوبُ لَعَلَّهُ فِي لَيْلَةٍ مَطِيرَةٍ قَالَ عَسَى

رواه البخاري

Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu’man berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad-yaitu Ibnu Zaid- dari ‘Amru bin Dinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu ‘Abbas,

bahwa Nabi saw pernah melaksanakan salat di Madinah sebanyak tujuh dan delapan, yaitu salat Zuhur, Asar, Magrib dan Isya.” Ayyub berkata, “Barangkali hal itu ketika pada malam itu hujan.” Jabir bin Zaid berkata, “Bisa jadi.”

(H.R Bukhari)