Mati dengan meninggalkan nadzr


حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي بِشْرٍ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ

إِنَّ أُخْتِي قَدْ نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ وَإِنَّهَا مَاتَتْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ عَلَيْهَا دَيْنٌ أَكُنْتَ قَاضِيَهُ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَاقْضِ اللَّهَ فَهُوَ أَحَقُّ بِالْقَضَاءِ

صحيح البخاري ٦٢٠٥

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Bisyr mengatakan, aku mendengar Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma mengatakan: Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berujar: “Saudariku bernadzar untuk menunaikan haji, namun terburu meninggal.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:

“Kalaulah dia mempunyai hutang, apakah kamu berkewajiban melunasinya?” ‘iya’ jawabnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: “maka Lunasilah (hutang) kepada Allah, karena ia lebih berhak untuk dipenuhi.”