Larangan jual beli emas dengan uang kertas sebagai hutang


حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ

قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْمِنْهَالِ قَالَ سَأَلْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ وَزَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ

عَنْ الصَّرْفِ فَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا يَقُولُ هَذَا خَيْرٌ مِنِّي فَكِلَاهُمَا يَقُولُ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الذَّهَبِ بِالْوَرِقِ دَيْنًا

صحيح البخاري ٢٠٣٣

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin ‘Umar telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata: telah mengabarkan kepada saya Habib bin Abu Tsabit berkata: aku mendengar Abu Al Minhal berkata:

Aku bertanya kepada Al Bara’ bin ‘Azib dan Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anhum tentang sharf (jual beli emas dengan dirham atau sebaliknya). Masing-masing dari keduanya berkata: Ini baik menurutku dan keduanya berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang jual beli emas dengan uang kertas sebagai hutang.”