Mulaa’anah (Saling Bersumpah)


حَدَّثَنَا مُقَدَّمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَمِّي الْقَاسِمُ بْنُ يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ وَقَدْ سَمِعَ مِنْهُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ رَجُلًا رَمَى امْرَأَتَهُ فَانْتَفَى مِنْ وَلَدِهَا فِي زَمَانِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَأَمَرَ بِهِمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَلَاعَنَا كَمَا قَالَ اللَّهُ ثُمَّ قَضَى بِالْوَلَدِ لِلْمَرْأَةِ وَفَرَّقَ بَيْنَ الْمُتَلَاعِنَيْنِ

رَوَاهُ البخاري

Telah menceritakan kepada kami Muqaddam bin Muhammad bin Yahya Telah menceritakan kepada kami pamanku Al Qasim bin Yahya dari ‘Ubaidullah -dia telah mendengar darinya- dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma bahwa

Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada seorang lelaki meli’an (menuduh) isterinya dan tidak mengakui janin yang dikandungnya adalah anaknya.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan keduanya untuk saling mulaa’anah (saling bersumpah) sebagaimana firman Allah. Kemudian Rasulullah memutuskan anaknya milik sang istri dan memisahkan suami istri yang saling mulaa’anah.

(HR.Bukhari:4379)