Hadis 24 – Keutamaan jihad dan ribath


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْوَلِيدِ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:

أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ

فَقَالَ:

رَجُلٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِمَالِهِ وَنَفْسِهِ

قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ:

مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَعْبُدُ اللَّهَ رَبَّهُ وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ

رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Muhammad bin Walid Az Zubaidi dari Az Zuhri dari ‘Atha’ bin Yazid Al Laitsi dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwa seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya bertanya,

“Siapakah manusia yang paling utama?”

Beliau pun menjawab:

“Seorang laki-laki yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.”

Dia bertanya lagi,

“Kemudian siapa?”

beliau menjawab:

“Orang mukmin yang berada di suatu bukit beribadah kepada Allah dan meninggalkan untuk menghindari kejahatannya.”

(H.R Muslim).