Tidak ada Warisan Bagi Ahli KItab


نا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ مِهْرَانَ السَّوَّاقُ , نا أَبُو النَّصْرِ الْفَقِيهُ إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَيْمُونٍ , نا أَبُو غَسَّانَ , نا شَرِيكٌ , عَنْ أَشْعَثَ , عَنِ الْحَسَنِ , عَنْ جَابِرٍ , رَفَعَهُ قَالَ:

«لَا نَرِثُ أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا يَرِثُونَا إِلَّا أَنْ يَرِثَ الرَّجُلُ عَبْدَهُ أَوْ أَمَتَهُ , وَتَحِلُّ لَنَا نِسَاؤُهُمْ وَلَا تَحِلُّ لَهُمْ نِسَاؤُنَا»

سنن الدارقطني ٤٠٣٨

 Ali bin Muhammad bin Yahya bin Mihran As-Sawwaq menceritakan kepada kami, Abu An-Nashr Al Faqih Ismail bin Abdullah bin Maimun menceritakan kepada kami, Abu Ghassan menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami dari Asy’ats, dari Al Hasan, dari Jabir, secara marfu’, dia berkata

“Kita tidak mewarisi ahli kitab dan mereka juga tidak mewarisi, kecuali seseorang (yakni seorang muslim) mewarisi budak laki-lakinya atau budak perempuannya. Dihalalkan bagi kita kaum wanita mereka namun tidak dihalalkan kaum wanita kita bagi mereka.”


 

(Sunan Daruquthni 4038)