Warisan untuk Ashabah


 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَحْرٍ الْبَكْرَاوِيُّ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْحَارِثِ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ

قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَعْيَانَ بَنِي الْأُمِّ يَتَوَارَثُونَ دُونَ بَنِي الْعَلَّاتِ يَرِثُ الرَّجُلُ أَخَاهُ لِأَبِيهِ وَأُمِّهِ دُونَ إِخْوَتِهِ لِأَبِيهِ

(سنن ابن ماجه ٢٧٢٩)

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hakim, telah menceritakan kepada kami Abu Bahr Al Bakrawi: telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Abu Ishaq dari Al Harits dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkan hukum bahwa saudara seibu saling mendapatkan warisan bukan saudara sebapak, seorang laki-laki dapat memberikan warisan kepada saudara kandungnya bukan saudara sebapak saja

(Sunan Ibnu Majah 2729)