Menasehati Anak dan Menjauhi Sikap Curang


عن مَعْقِلَ بْنَ يَسَارِ الْمُزِنِيَّ رضي الله عنه فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسٌ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

رواه البخاري (٧١٥١) ومسلم (١٤٢) واللفظ له.

وفي رواية البخاري (۷۱۵۰) : فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzanni Radhiyallahu ‘anhu beliau menceritakan kejadian di kala sakit yang menyebabkan beliau wafat Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda

“Tidaklah seorang hamba yang diberi Allah tanggung jawab untuk memelihara yang menjadi tanggungannya (anak), lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang terhadap orang yang menjadi tanggungannya, melainkan Allah akan haramkan atasnya surga.”

Di dalam riwayat Bukhari (7150), Nabi bersabda:

“Dan dia tidak melaksanakan tanggung jawab menasehatinya, maka ia takkan bisa mendapatkan aroma surga.”

(HR. Bukhari dan Muslim)