Bab 7-Waspada terhadap kesialan wanita


حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حَمْزَةَ وَسَالِمٍ ابْنَيْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: السُّوْمُ فِي الْمَرْأَةِ وَالدَّارِ وَالْفَرَسِ ها

Ismail telah memberitahukan kepada kami, la berkata, Malik telah memberitahukan kepadaku, dari Ibnu Syihab, dari Hamzah dan Salim, keduanya adalah anak Abdullah bin Umar, dari Abdullah bin Umar R.A, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

“Kesialan itu ada pada wanita, rumah, dan juga kuda”.

SYARAH HADIS :

Rangkaian hadits-hadits di atas menunjukkan kepiawaian Imam Al-Bukhari dalam sistematika hadits dan mengurutkannya secara sempurna.

Terkait judul bab yang dituliskan oleh Imam Al-Bukhari, “Bab Waspada Terhadap Kesialan Wanita.” Apakah memang wanita itu membawa kesialan sehingga perlu diwaspadai? Jawabnya adalah benar, bahwa sebagian wanita membawa kesialan. Kesialan wanita di sini lebih diartikan membuat sengsara kehidupan kaum laki-laki. Bukan berarti menghilangkan keberkahan harta benda, anak-anak, ilmu, dan sebagainya.

Rasulullah SAW mencontohkan potensi kesialan ada pada wanita, rumah, dan kuda karena ketiga hal ini selalu menjadi perhatian umat manusia dan tidak bisa terlepas darinya. Wanita berpotensi membawa kesialan, artinya ia dapat menyusahkan laki-laki, membebani kehidupannya, dan menjadikannya bak memakan buah simalakama; diceraikan adalah problem, tetapi jika tidak dicerai juga problem. Inilah sisi kesialan wanita.

Rumah juga berpotensi membawa kesialan dengan arti membuat kita repot. Ketika kita menambal atap yang bocor, maka tak lama kemudian yang lainnya juga bocor. Ketika kita mengganti kayu yang patah, maka tak berselang lama kayu lainnya patah. Ketika kita membetulkan satu jendela, maka jendela lainnya ikut rusak

Kuda juga seperti itu, sebagian kuda sangat susah dikendalikan sehingga merepotkan pemiliknya. Kondisi seperti ini hanya diketahui oleh orang-orang yang ahli menjinakkan kuda. Mobil juga demikian. Adakalanya mogok dan mengalami sedikit kerusakan, sehingga membuat kesal pengendaranya dan merepotkannya.
Intinya, arti kesialan di dalam hadits di atas adalah membuat repot dan kesal. Adapun kesialan diartikan sebagai penyebab kematian anak, habisnya harta benda, sakit-sakitan, dan lain-lain, maka itu tidak benar. Rasulullah SAW tidak menginginkan itu.

Imam Al-Bukhari mengangkat hadits pertama yang memutlakkan adanya potensi kesialan yang dibawa oleh wanita, rumah, dan kendaraan. Kemudian disusul hadits kedua yang menjelaskan hal-hal yang bersifat umum pada hadits pertama dengan sabda Rasulullah SAW:

” إِنْ كَانَ السُّوْمُ فِي شَيْءٍ “Sekiranya kesialan itu ada pada sesuatu.”

sehingga kesialan itu tidak bersifat mutlak adanya, karena realitasnya ada wanita-wanita yang menyebabkan keberkahan bagi suaminya, kendaraan juga ada yang banyak memberi kemanfaatan bagi pemiliknya, dan juga rumah yang tak lekang oleh zaman dan dapat dihuni dalam jangka waktu yang lama. Ini semua ada dan banyak buktinya-Walhamdulillah, tetapi andaikata ada kesialan maka hanya dalam tiga hal ini saja.