حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا تَتَزَوْجُ ابْنَةَ حَمْزَةَ
قَالَ:
إِنَّهَا ابْنَةُ أَخِي مِنَ الرَّضَاعَةِ.
وَقَالَ بِشْرُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ قَتَادَةَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ زَيْدٍ مِثْلَهُ
Musaddad telah memberitahukan kepada kami, Yahya telah memberi- tahukan kepada kami, dari Syu’bah, dari Qatadah, dari Jabir bin Zaid, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Pernah ditanyakan kepada Nabi SAW, “Maukah engkau menikahi anak perempuan Hamzah?”
Beliau bersabda:
“Sesungguhnya perempuan itu adalah anak saudara sesusuanku. “
Bisyr bin Umar berkata, Syu’bah telah memberitahukan kepada kami, Aku mendengar Qatadah berkata, Aku mendengar jabir bin zaid, lalu disebutkan hadis yang serupa.
SYARAH HADIS :
Perkataannya, ابنة حمزة “Anak perempuan Hamzah.” Yaitu putri paman Rasulullah Slullallahu Alaihi wa Sallam, karena Hamzah adalah paman beliau sekaligus saudara sesusuan beliau. Imam al-Bukhari memperjelas periwayatan hadits ini dari Qatadah untuk menghilangkan kesan tadlis (manipulasi), karena -seperti keterangan yang lalu- setiap hadits riwayat Qatadah model ‘An’anah di dalam kitab Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim pasti berstatus muttasil.
hadis ini diriwayatkan Al-Bukhari secara mu’allaq dengan lafazh yang pasti. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Muslim didalam kitab Shahih (2/107L) $44n (13), dari jalur Muhammad bin Yahya Al-Qath’i, dari Bisyir bin Umar. Lihat Taghliq At-Ta’Iiq (4/399).